Minggu, 12 Februari 2017

2017 - 06 PENUMBRA DAN JALAN PULANG (2)

Postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya, disini saya akan bercerita hari saya mengikuti workshop zine bersama kak nisa, kalian bisa menemukannya di www.instagram.com/autonica . Ia adalah seorang perempuan yang berkecimpung didunia artsy melalui zine – zine lucunya. Ia sering mengadakan workshop tentang zine atau pameran seni lainnya. Dia sangat ramah dan ceria, dia memiliki gaya gambar yang lucu dan bewarna – warni. Oiya, workshop ini diadakan di salah satu café yang dimulai pada pukul 10 pagi hingga 12 siang. Namun saya ternyata telat setengah jam dikarenakan saya bangun kesiangan dan tutu belum dikasih sarapan. Sewaktu berangkat ternyata bensin saya hampir kosong, dan alamak pom bensin juga antri sekali huhu. Sesampai disana untungnya baru dimulai sesi perkenalan. Mbak nisa dan mas mas panitia menyambut saya dengan hangat. Ia mengawali dengan sesi perkenalan pada tiap – tiap peserta, disini juga saya ikut berkenalan. Setelah berkenalan, mbak nisa memulai bercerita tentang sejarah zine melalui sebuah materi persentasi di laptopnya. Ia bercerita tentang awal mula zine, siapa saja influence zine di Indonesia, dan event – event zine nasional ataupun internasional. Setelah bercerita, kami memulai untuk membuat zine. Saya mencoba untuk membuat zine berukuran a7, iya sangat mungil, karena saya tahu jika saya membuat zine berukuran A5 (ukuran zine sangat beragam, namun teman – teman biasanya menggunakan zine berukuran A5). Mbak nisa menjelaskan bagaimana cara membuat layout zine, terutama yang berukuran A7. Ia menjelaskan bagaimana cara melipat dan mengguntingnya. Kemudian saya mencobanya, zine pertama saya menggunakan kertas A4 bewarna ungu keabu abuan yang cenderung seperti warna pastel. Untuk cover saya membuat pop up berlayer dengan gambar blue eyes. Di belahan dunia lain, blue eyes merupakan simbol penolak bala. Di cover tersebut saya juga menuliskan kata sambutan dan mengatakan bahwa itu merupakan zine pertama saya. Zine tersebut berisi 8 lembar (termasuk cover dan back cover). Isi zine tersebut menceritakan tentang kota saya tumbuh. Saya bercerita melalui gambar dan tulisan. Di halaman akhir saya juga meletakkan sebuah pop up gambar berbentuk kerbau sebagai wakil dari kota tempat saya tumbuh. Sembari saya menunggu teman – teman yang lain, saya membuat zine lainnya dengan ukuran dan layout yang sama. Zine tersebut saya beri judul PENUMBRA DAN JALAN PULANG. Pada cover depan, saya beri sebuah pop up bergambar bulan. Isinya, saya bercerita tentang kekecewaan saya pada dunia seni dikarenakan oleh seseorang. Ya, untuk beberapa waktu saya kecewa pada dunia seni. Hanya karena sebuah masalah pribadi, akun saya diblok oleh komunitas seni di satu kota kecil, padahal saya pernah turut serta dalam acara pameran mereka. Setelah saya konfirmasi ke teman – teman disana (saya cuma bertanya sih, kali aja saya bikin salah ke mereka tapi saya ga sadar. Ga ada maksud buat ngomongin mantan sumpah), ternyata mereka tidak tahu menahu, mereka berkata kalau ternyata mantan saya adalah adminnya dan kemungkinan besar karena masalah pribadi, ia memanfaatkan jabatan admin tersebut untuk mendepak saya dari lingkaran pertemanan disana. Untungnya, teman – teman masih mendukung saya, mereka berkata akan selalu terbuka dengan saya, Lucunya, mereka juga menyayangkan sikap mantan saya yang sangat kekanak – kanakan. “Kayak anak SD” – katanya. Mereka adalah orang – orang sama yang tetap saya kenal. Kecuali mantan saya, sungguh ia adalah orang yang sangat berbeda dengan orang yang pernah saya cintai kagumi selama hampir lebih dari 1 tahun terakhir. Saya tidak tahu kenapa atau ada masalah apa dibelakangnya, yang saya tahu ia berusaha untuk membunuh citra kekanak – kanakan yang dunia sematkan kepadanya, dengan merubah nama akun dan nama panggungnya. Nyatanya, ia semakin menempel pada citra kekanak – kanakan, terutama dua bulan terakhir saat bersama, childhishnya makin makin. Semoga kamu menjadi lebih dewasa, lebih professional, sehingga kamu tidak serta merta mencampur urusan pribadi dengan urusan lainnya :) Tuhan memberkati. Oh iya, tentang workshop zine tadi. Tepat pukul 1 siang, saya dan teman – teman telah selesai membuatnya. Seusai membuat zine, kami mempresentasikannya, kami bercerita apa yang kami tulis di zine tersebut. Setelah itu kami foto bersama dong hehehe, saya cenderung berdiam diri ketika disana, ya seperti kalian tahu, saya ini introvert . Pertemaun pertama dengan orang baru biasanya cenderung awkward. Workshop zine ini juga menjadi obat kekecewaan saya pada dunia seni, disini saya mencoba untuk berkenalan dengan pegiat – pegiat seni di kota Industri ini (yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan.) Untungnya mereka juga welcome kepada orang lain. Ah, aku saya kalian, aku sayang dunia ini. Dan mbak nisa, terima kasih atas workshopnya, karena workshop mbak, saya bisa kembali kedunia yang asyik ini. Karena workshop mbak, saya bisa bertemu dengan teman – teman yang memiliki minat yang sama juga. Terima kasih teman – teman, kalian telah menunjukkan saya jalan pulang. Kutunggu pameran dan kegiatan kalian selanjutnya. Pokoknya terima kasih terima kasih terima kasih. Buat mbak nisa, terima kasih pelukannya dan postcardnya. Oiya zinenya lucu, apalagi totebagnya, aku sukaaaaaaaaa. Semoag sukses kedepannya, terus berkarya, terus bikin zine sampe nenek nenek ya ! oh iya, mulai sekarang saya terinspirasi untuk membuat zine saya sendiri. Dan mulai hari ini saya akan mulai aktif nulis dan bikin artwork buat zine saya, doakan bisa jadi dan sebar ya. xoxo


hallo !
sumber : facebooknya mbak nisa

kenang - kenangan dari mbak nisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar